Kamis, 07 Januari 2016

Sajak Mustopa

Mustopa oh Mustopa.
Begitulah ia disapa.
Ia suka makan supa.
Mengadu nasib di Eropa.
Kini hatinya nestapa.
Dengan Halimah, lama tak jumpa.
Mungkinkah Halimah sudah lupa?.
Hati Mustopa kian Hampa.
Namun ia tidak lupa.
Ada Allah pelipur nestapa.
Tiada Halimah pun tak apa.
Asal ada Allah pengobat hampa.

Cikampak, Bogor.
Ditulis dalam keadaan miskin kosakata. :3 290714

Megami Sora


https://www.facebook.com/notes/m%C3%A9ga-sonia-rangkuti/sajak-mustopa/658134700949675

Sajak I

Silakan datang, silakan pergi.
Daku ini tak akan peduli.
Sebab hatiku telah terkunci.
Dan bahkan telah mati.
Bukan mati suri.
Yang bisa hidup kembali.
Mati sekali nan abadi.
Sadarkah kau ini?.
Hatiku terus kau sakiti.
Perlahan pun juga bertubi.
Lagi-lagi kau lukai.
Rasanya sakit sekali.
Bagai berjalan diatas bara api.
Memeluk kaktus berduri.
Sakitnya itu disini.
Dari kaki, hati, bahkan arteri.
Masih mau menyakiti?.
Belum puaskah kau ini?.
Ayo sini kalau berani!.
Akan kutikam kau nanti.
Tentu dengan pisau belati.
Apa kau masih berani?.
Ah, sudah gila kau ini. :3


Cikampak, kesunyian malam 2 Syawal 1435 H.
Selasa, 29 Juli 2014 ditulis (baca : diketik) pada pukul 00:08 dini hari.
Megami Sora


https://www.facebook.com/notes/m%C3%A9ga-sonia-rangkuti/sajak-i/657727187657093